MAMUJU WILAYAH YANG KAYA AKAN KERAGAMAN ETNIK DAN MENYIMPAN
SEJUTA BUDAYA YANG UNIK
DIANTARANYA MASYARAKAT “TOPEMBUNI”
Masyarakat Pembuni adalah sebutan untuk masyarakat
suku tersing yang berdiam diwilayah hutan
hulu sungai budong-budong kecamatan topoyo kabupaten mamuju perovinsi sulawesi
barat
Topembuni adalah
sebuah istilah dalam bahasa Mamuju
untuk menunjukan sekelompok masyarakat atau suku yang tinggal atau hidup
dihutan. Menurut pengertian kata Pimbuni (kata kerja) artinya sembunyi, To menandakan pelaku atau menunjukan orang
yang memiliki sifat darikata berikutnya. Topembuni
artinya Orang Yang Berembunyi. Sedangkan
menurut istilah Topembuni ialah “orang yang hidup menyembunyikan atau mengasingkan
diri dihutan”, istilah itu mungkin dikarenakan
masyarakat pembuni tersebut hidup jauh di dalam hutan jadi seakan
tersembunyi, dan mereka senantiasa
bersembunyi jika ada orang asing yang menemui
atau kebetulan berpapasan dengan mereka.
selain itu konon jika bersembunyi tidak akan ditemukan walau media
tempat bersembunyinya hanya selembar daun ilalang.
Asal usul Masyarakat Pembuni
Masyarakat
pembuni sudah sejak lama mendiami
hutan-hutan sulawesi barat, mereka memilih bermukim di daerah sekitar alur
sungai secara nomaden, hal itu dapat difahami mengingat daerah aliran sungai
banyak menyediakan sumber makanan bagi mereka . Lahan-lahan pertanian,Ikan-ikan
dan pohon-pohon sagu banyak tumbuh disana.
Salah satu
hulu sungai yang menjadi tempat masyarakat pembuni terdapat air terjun yang
sangat tinggi dan aliran sungai tersebut bermuara di desa Lumu
kec. Sampaga
Nene moyang
nya berasal dari dua suku besar yaitu suku KANTEVU sub suku Kulawi yang berasl dari
sulawesi tengah ,masuk kewilayah lanjio
dan sekitar kurang lebuh 150 tahun yang lalu.dan suku SEKO dai Palopo yang
berasal dari sulawesi tenggara, yang
masuk kurang lebih 80 tahun yang lalu.
Kedua suku
ini bertemu setelah beberapa tahun di dalam hutan secara berpindah-pindah.
Walaupun hidup jauh di dalam hutan namun mereka tetap berinteraksi dengan
masyarakat dari asal mereka, terutama suku SEKO yang dibuktikan dengan beberapa
kali mereka pulang untuk menghadiri acara keluarga mereka yang diselenggarakan
di SEKO.
Walaupun
berasal dari dua suku berbeda, mereka hidup dalam satu lingkungan dan melakukan
perkawinan sehingga terjadi semacam asimilasi kebudayaan, yang tak kala
menariknya adalah bahwa ternyata mereka dari dua suku ini dipimpin oleh hanya
satu orang kepala suku.. (hal ini masih menjadi penelitian penulis) saat ini
mereka dipimpin oleh kepala suku yang bernama PEDUA
Direspekan
Setelah
perogram pemerintah untuk mensosialkan mereka di tobadak 4 banyak juga warga
dari akntevu yang mengikuti kawan mereka.
Beberapa
tahun di pensosialisasian sebagian besar diantara mereka kembali kehutan karena
kurang mampu menyesuakan diri dengan kehidupan baru itu. Mereka membuka
kebun-kebun.
Apa pernah terjadi kompilk?
Dalam skala
kecil komflik (persoalan Rumah tangga) terjadi pada masyarakat manapun, hal
itu tentunya juga berlaku pada
masyarakat pembuni. Hasil wawancara
penulis dengan beberapa tetuahnya menyatakan bahwa tidak pernah terdapat komflik yang
besar(komflik antara suku ) karena mereka hidup dalam suasana saling menyayangi
dan saling menjaga. Dapat di fahami bahwa keadaan masyarakat yang belum kompleks dan jumlah mereka tidaklah banyak hanya berkisar ±110
kk memungkinkan kondisi harmonis
tersebut dapat terpelihara dengan baik.
MELARIKAN DIRI KEDALAM HUTAN
Mengapa lari kehutan ?
Pada kurang lebih 150 tahun yang lalu, pada
zaman itu tentulah zaman penjajahan pada seluruh wilayah nusantara, tipikal
sebagian masyarakat kita adalah masyarakat yang tidak ingin dijajah oleh kekuasaan
manapun kecuali yang berasal dari kalangan mereka sendiri, Masyarakat kantevu
adalah masyarakat yang menganut nilai-nilai kebebasan yang tinggi dalam bingkai
budaya mereka, kedatangan para penjajah membuat sistem sosial mereka terganggu,
para tokoh adat yang tidak mau diperintah penjajah berupaya mempertahankan
kelestarian adat dengan melarikan diri
ke hutan.
Bagai mana masyarakat Seko?
Sebagian Masyarakat seko adalah masyarakat
yang memiliki kebiasaan berpindah-pindah, mereka menerapkan sistem pertanian
kuno bertani nomaden, mereka menelusuri lereng-lereng gunung, mendaki dan
menyebrangi sungai untuk mendapatkan lahan yang baik untuk perladangan. Saat
mereka terus bergerak berpindah tanpa sengaja bertemu dengan kelompok
masyarakat Kantevu yang selanjutnya mereka hidup secara berdampingan.
KEPERCAYAAN
Masyarakat
pembuni percaya adaya kekuatan yang menguasai manusia dan alam semesta. Esensi dari
pada dzat yang maha Esa tersebut mereka sebut dengan istila PUANG. Selain itu
mereka juga percaya pada kekuatan roh-roh yang berdiam pada tempat tertentu dan benda-benda yang dianggap
keramat mampu mengintervensi kehidupan manusia, dapat membuat sakit,
mengobati,bahkan membunu manusia.
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Makanan
Makanan
pokok masyarakat pembuni adalah padi,sagu, ubi, jagung, tlas, Pondo dll, selain
itu mereka juga menanam kacang tanah, pisang, sebagai makanan sela.
Pakaian
Selama di
belum banyak berinteraksi dengan manusia luar, masyarakat pembuni menggunakan
Kulit pohon kayu sebagai bahan pakaiyan, pohon kayu yang dijadikan sebagai kain
tertentu jenisnya, karna banyak jenis kayu yang kulit dan getahnya dapat
membuat gatal bahkan keracunan. Bahan dari kulit kayu tersebut kemudian
digunakan sesuai dengan kebutuhan misalnya dibuat baju,celana, sarung,ikat
kepala, dan lain-lain.
Perdagangan dan interaksi ke masyarakat luar
sebelum di
mukimkan oleh Pemerintah melalui Dinas Sosial Masyarakat pembuni hidup dari berburu dan bercocok tanam. Antara
lain hasi buruan; anoa, rusa, babi dan ayam Hutan. Sedangkan hasil ber cocok
tanam antara lain; padi,sagu,ubi jalar, talas, ubi kayu dan lain-lain. Mereka
juga gemar mengumpulkan hasil hutan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Setelah
mereka berinteraksi dengan masyarakat lain,penjualan hasil-hasil hutan perlahan-lahan
juga mereka kenal sehingga banyak diantara mereka yang terlibat dalam aktifitas
perdagangan. Hasil-hasil yang mereka jual
diantaranya: Kayu gaharu, Damar, Batu-batu yang indah,langsat Duria
dan hasil-hasil yang Lain.
CERITA-CERITA(MITOS)
Asal mula
padi.
Pada
awalnya Padi merupakan makanan pokok
masyarakat pembuni. Namun pada kurang lebih 100 tahun yang lalu sebuah
peristiwa alam yang menyebabkan mereka kehilangan lahan pertanian dan bibit
tanaman padi. Pada kurang lebih sekitar 150 tahun lalu atau kurang lebih 50 tahun kemudian mereka kembali
mendapatkan bibit tanaman padi. Kisah penemuan
kembali padi menjadi cerita menarik. Dikisahkan………………………salah seorang
mememukan sebuah tanaman aneh yang umbuh diatas batu. Setelah semakin lama
bentuknya semakin jelas bahwa tanaman itu adalah sebatang padi..setelah
mengetahui pasti bahwa tenaman itu padi mereka kemudian merawat dan menjaganya.
Setelah berbua mereka kemudian
menjadikan sebagai bibit untuk ditanam lagi. Setelah dirasa jumlahnya
banyak barulah mereka menanam untuk kebutuhan pangan..menurut mereka jenis padi
ini lain dari yang sebelumnya.. padi ladang ini dapat tumbuh ditempat ekstrim
sekalipun dan aroma serta rasanya sangat bagus.. mereka memberi nama padi
pandan karna baunya harum bagikan daun pandan
Oleh: junardi
Limpukasi
Nara sumber : Pedua ( kepala Suku)
Gema
Asli
Wah... cerita yang menarik... :)
BalasHapustopembuni dalam cerita dimaksud diatas, apakah wujudnya juga selayaknya manusia?? karena jika dia bersembunyi dengan selembar daun juga bisa tidak nampak..
BalasHapusIzinkan saya sekilas memperkenalkan diri, saya Ince Abdur Razak dari Palu, Sulawesi Tengah.
BalasHapussaya salah satu mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah di UNTAD, dan saya sangat tertarik terhadap Suku Topembuni di Mamuju.
---------------------
"TOPEMBUNI"
Mereka Manusia serta mereka juga hidup Bermasyarakat , hanya saja Kebudayaan/Tradisi seta Gaya Hiduplah yang membedakan kita dengan mereka,...
Memang jika kita mendengar kata "BERSEMBUYI DIBALIK DAUN" sulit di pecahkan oleh akal fikiran kita, karena itu merupakan salah satu kesaktian yang yang mereka miliki,..
Mereka bukan hanya sekadar cerita dari bibir ke bibir, namun terkadang di jumpai oleh masyarakat yang sering beraktifitas keluar masuk hutan Mamju,..
Memang sulit untuk menemukan mereka, hal itu dikarenakan gaya hidup meraka yang Nomaden,..
maaf ya, saya mau klarifikasi , sy ingin meluruskan dari sedikit narasi anda mengenai suku pembuni solanya saya sendiri anak dari suku pembuni, ayahanda saya suku asli dari suku pembuni kak��
Hapusjadi suku pembuni tu sudah lama berbaur dengan masyarakat, khusunya yang ada di kec tobadak desa batu perigi kab mamuju tengah sejak adanya transmigrasi , kemudian suku pembuni sudah hidup selayaknya masyarakat pada umunya dan tidak lagi hidup secara primitif dari segi pakaiyan sikap dll
Kalau d daerah saya Mamasa ada dua jenis yaitu topembuni dan to banni.. dimana keduanya bersembunyi d hutan.. namun berbeda.. topembuni mempunyai perkampungan sementara tobanni mereka bermukim di selah2 batu gunung (goa) namun sering berpindah2..
BalasHapusSaya menikah dengan keturunan suku pembuni. Yg dimana para narasumbernya adalah keluarga terdekat suami...😊🙏
BalasHapusSekarang ketua adat to Pembuni adalah pak asli setelah ayahanda nya pedua meninggal dunia. Beliau di pilih secara musyawarah suku to Pembuni baru" ini.. masyarakat adat to Pembuni ini sangat ramah sejauh yang sy kenal
BalasHapus